Deteksi dini penyulit persalinan
• Partograf pada setiap persalinan kala I aktif
- Djj
- Air Ketuban U,J,M,D
- Molase
- Ø
- Penurunan kepala
- Waktu
- Jam
- Kontraksi
- Oksitosin
- Obat
- Nadi, TD, Temp
- Protein, Aseton dan volume urin
Deteksi dini komplikasi masa nifas
• Anemia
1. Risiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang banyak, apalagi
bila sudah sejak masa kehamilan kekurangan darah terjadi. Di masa
nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena
darah tak cukup memberikan oksigen ke rahim.
• Eklampsia dan preeklampsia
Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya
gejala preeklampsia. Jika keadaannya bertambah berat bisa terjadi
eklampsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat tinggi
sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema pada
paru-paru yang memicu batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan
kematian.
• Perdarahan postpartum
1. Perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan. Terutama di dua jam pertama yang kemungkinannya sangat tinggi
2. terjadi perdarahan, maka tinggi rahim akan bertambah naik
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri Lahir 2 Jari b/ pusat 750 gram
1 minggu ½ pusat sympisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba 350 gram
6 minggu Tambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
• Depresi masa nifas
1. Terjadi terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, di mana kadar hormon masih tinggi.
2. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas.
3. Tingkatannya bermacam-macam, mulai dari neurosis atau gelisah saja
yang disertai kelainan tingkah laku, sampai psikosis seperti penderita
sakit jiwa dan kadang-kadang sampai tak sadar, seperti meracau,
mengamuk, dan skizofrenia. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bisa
beradaptasi dengan situasi nyatanya.
• Infeksi masa nifas
1. Pada saat nifas, adanya darah yang keluar merupakan proses
pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan, darah, lekosit, dan
lainnya.
2. Gejala infeksi nifas tergantung pada bagian tubuh yang diserang. Pada
minggu-minggu pertama, gejala yang terjadi akibat perluasan infeksi
biasanya belum terlihat. Setelah infeksi berkembang lebih lanjut,
barulah gejala berikut mulai terlihat.
3. Bila infeksi terjadi pada daerah antara lubang vagina dan anus,
bagian luar alat kelamin, vagina atau mulut rahim , biasanya timbul
gejala, yakni:
- Rasa nyeri dan panas pada tempat yang terinfeksi.
- Kadang-kadang, rasa perih muncul ketika buang air kecil.
- Sering juga disertai demam.
4. Bila terjadi infeksi pada selaput lendir rahim , gejalanya bisa
dikenali dari cairan yang keluar setelah melahirkan. Cairan ini
seringkali tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban.
Padahal, ini mengakibatkan gejala berikut:
- Suhu tubuh meningkat.
- Rahim membesar disertai rasa nyeri.
5. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh darah balik ke berbagai organ
tubuh , seperti paru-paru, ginjal, otak, atau jantung, akan
mengakibatkan terjadinya abses-abses di tempat tersebut.
6. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh getah bening dalam rahim ,
dapat langsung menuju selaput perut atau kadang melalui permukaan
selaput lendir rahim menuju saluran telur serta indung telur. Nah,
gejala yang akan muncul berupa:
- Rasa sakit.
- Denyut nadi meningkat
- Suhu tubuh meningkat disertai menggigil.
7. Jika infeksi terjadi, ibu mengalami gejala demam tinggi dan nifasnya
berbau busuk. Selain itu rahim bisa menjadi lembek dan tak berkontraksi
sehingga bisa terjadi perdarahan. Meski infeksi ini jarang berakibat
fatal, tapi bila terjadi komplikasi bisa menyebabkan kematian.
0 komentar:
Posting Komentar